The Creation Of Adam (1511) By Buonarroti Michelangelo

The Creation Of Adam (1511) By Buonarroti Michelangelo
Manusia selalu mencari jawaban atas pertanyaan yang tak pernah selesai : Kenapa Tuhan menciptakan manusia ?

Minggu, 15 Mei 2011

Hujan

14 Mei 2011

Air berjatuhan tanpa bergiliran rapih
Tetapi saling memburu untuk menapak darat
Menampar tanah dan mencipta bunyi – bunyi keras bergemuruh
Awan hitam bergelantung malas di atas tersenyum sinis

Guntur bersahutan, berteriakan
Memecahkan telinga, mencakar angkasa
Udara bergerak kencang
Melahirkan angin – angin yang memanah
Menumbangkan pohon dan dahan dengan membabi buta tiada lelah
Membuat air semakin keras menampar dan mencambuk

Kegelapan menyusul kedinginan
Mematikan harapan yang tenggelam bersama cahaya di ujung ufuk
Listrik padam tiada upaya
Sebagai simbol runtuhnya akal manusia
Kalahnya teknologi
Lilin – lilin memberi pencerahan
Api hidup menyala merah
Berdiri tegak mencipta bayang
Air mengumpul, menggenang sampai membanjir dan menenggelamkan
semua yang ada

Tersisa hanya jiwa dan tubuh yang rapuh menahan dingin
Bilamana bumi dan langit saling mencabik
Manusi hanya meratap
Memanggil Tuhannya dan memaki nasib
Kita memang tidak pernah tahu pasti alam bicara apa

-Taufik Daulay-


Brainwash

Cuci Otak di Dalam Dunia Intelijen
Oleh : Taufik Daulay
 
Cuci otak atau brainwash sudah menjadi hal yang sangat jamak dilakukan di dalam dunia intelijen ala James Bond. Operasi rahasia yang dilancarkan oleh badan intelijen ternama seperti CIA (Central Intelligence of America) adalah salah satu lembaga yang piawai dalam memanipulasi dan mengontrol pikiran manusia.

Proyek MK-Ultra adalah salah satu program yang bertujuan untuk mencari taktik yang paling jitu dalam melakukan mind-controlling dan brainwash untuk meraih informasi yang berguna bagi Amerika. Sebanyak 7.800 warga Amerika telah dijadikan human experiment  Oleh CIA.

Robert Duncan, seorang warga negara Amerika Serikat memberikan kesaksiannya sebagai korban proyek MK-Ultra CIA. Kisahnya berawal dari berdirinya satu lembaga semacam aktivasi otak tengah di dekat rumahnya di Kentucky pada tahun 1960-an. Banyak anak kecil yang mengikuti training yang diadakan oleh lembaga tersebut. Pelatihan dipenuhi dengan aktivitas menggambar bebas di secarik kertas. Tanpa disadari, ternyata sang pelatih yang ada di dalam lembaga tersebut merupakan spesialis brain programming. Sang pelatih menggunakan otaknya sebagai transmiter atau pemancar yang memancarkan gambaran beberapa struktur bangunan sederhana, seperti lingkaran, segitiga, dan persegi empat, dan menyebarkan gambaran itu ke seluruh ruangan agar bisa ditangkap oleh anak-anak tersebut. Beberapa anak yang dapat menangkapnya, digiring untuk mengikuti pelatihan khusus yang belakangan diketahui sebagai talent project, bagian dari proyek MK-Ultra. Mereka kemudian dilatih secara khusus sehingga memiliki kepribadian ganda / multiple personality. Setiap peserta kemudian diberikan satu anchor atau kata kunci, berupa kata, gambar, atau bunyi tertentu, di mana setiap anchor akan mengaktifkan kepribadian atau peran tertentu yang harus dilakukan sang anak. Hal ini persis seperti apa yang dilakukan para ahli hypnosis pinggir jalan di Jakarta yang mencari titik fokus kita dan memasuki pikiran bawah sadar kita melalui titik fokus tersebut.
Kisah Robert Duncan mengingatkan kita pada nasib yang menimpa James Forrestal –pencipta dan komandan berbagai operasi CIA. Setelah mundur dari jabatannya sebagai mentri pertahanan, 28 Maret 1949, ia sering menyendiri di perpustakaan kongres. Kepada Dr William C. Menninger, ahli jiwa yang menanganinya, ia sering mengeluh sulit tidur. Pada malam ke 50 di ruang unit kejiwaan, ia menulis puisi Yunani, “Paduan Suara Dari Ajax”. Pada sebuah baris ia menulis kata nightingale, sontak ia menjatuhkan diri dari lantai 16. Usut punya usut, ternyata kata tersebut merupakan sandi rahasia perlawanan pasukan Ukraina yang diberi wewenang oleh James untuk melawan pasukan Stalin. 

Bicara soal pengendalian otak, tidak jauh dari masalah alam bawah sadar. Ada sebuah fenomena menarik yang seringkali menimpa banyak orang dikala menjelang tidur. Beberapa orang seringkali mengalami sleep paralysis, kondisi antara alam bawah sadar dan alam sadar ketika menjelang tidur nyenyak. Hal – hal mengejutkan banyak terjadi ketika itu. Setiap orang yang mengalaminya memiliki sensasi tersendiri yang mengerikan. Seperti melihat penampakan hantu, sensasi digoyang – goyang, dll. Namun yang pasti terjadi adalah sensasi ditiban yang membuat badan kita tidak bisa bergerak dan mulut tidak bisa berbicara. Yang tidak kalah menarik, beberapa ahli medis meyakini adanya lucid dream. Yaitu mimpi yang dapat kita kendalikan seperti di film Inception. Tahap tersebut dapat kita capai jika kita dapat melewati tahap sleep paralysis tanpa terbangun dari tidur, seperti yang dialami kebanyakan orang, terbangun karena panik bukan main.
Bahkan yang tidak kalah gilanya adalah kenyataan bahwa otak manusia mengeluarkan gelombang yang dapat disadap. Fakta bahwa otak manusia mengeluarkan sinyal yang dapat menyampaikan pesan sudah lama ditemukan oleh sekelompok ahli neuron Amerika Serikat. Pada mulanya, sinyal ditangkap oleh alat deteksi melalui kabel – kabel yang dilekatkan ke kepala manusia. Seiring berjalannya eksperimen, alat tersebut dikembangkan menjadi nirkabel. Hingga pada akhirnya mereka dapat menangkap sinyal tersebut dari jarak jauh. Alat tersebut telah menjadi salah satu teknologi tercangih di dalam dunia penyadapan, yang disokong jaringan komputer dan satelit mata – mata yang disebut Echelon.
Saat ini kita banyak menemukan hubungan antara pengendalian pikiran dengan film (film kartun hingga film dewasa), musik (antara lain lewat menyisipkan pesan tersembunyi di dalam lagu atau pidato lewat teknik backmasking), televisi, buku dan majalah, iklan produk dalam rentang yang luas, dan sebagainya. Teknik ini dipakai sejak lama dan terus dikembangkan hingga sekarang, dalam lapangan sipil maupum militer. Seperti banyak orang percaya umat manusia akan terbangun dari mimpi buruknya di pagi hari tahun 2012, menyaksikan dunia akan kiamat. Tetapi itu hanyalah khayalan tingkat tinggi oleh mereka yang diuntungkan, suatu bentuk strategi Hollywood untuk melariskan film buatannya. Alat untuk menghipnotis dan mengontrol pikiran manusia agar menjadi pesismis akan kehidupan masa depan.
Bergelut di dunia intelijen memang diliputi misteri dan penderitaan yang tak pernah terbayangkan. Bahkan sampai ada sebuah motto ngawur  untuk menyindir Badan Intelijen Negara (Indonesia) : berhasil tidak dipuji, gagal dicaci maki, hilang tidak dicari, mati tidak diakui.

Dunia intelijen penuh intrik dan telikung. Tiada terang yang terlalu, hanya kegelapan yang menyelimuti. Lidah memang tak bertulang, biar janji manis tinggal kenangan. Kita memang tidak pernah mengenal siapa khianat, siapa setia. Hanya sandiwara buta yang kita lakoni sampai ajal menjelang.

Pembaca yang budiman, akhir kata penulis hendak mengutip sebuah kalimat dari petinggi CIA, George J. Tenet : “Akan ada saatnya kita harus berlomba mengejar hal – hal yang tidak kita perhitungkan sebelumnya, bukan karena seseorang tidur saat giliran jaga, melainkan apa yang sedang terjadi terlalu rumit untuk diantisipasi”.  

DUNIA PASCA PERANG DUNIA KE 3


Sudah 3 tahun warga sipil tidak melihat sinar matahari. Hidup di dalam bungker bawah tanah adalah satu – satunya pilihan bagi mereka yang masih mau hidup. Di dalam bungker mereka melihat perkembangan dunia melalui tv buram yang menyiarkan warta berita dari satu stasiun tv yang masih beruntung bisa bertahan. Seorang wartawan mengabarkan langsung di medan perang dengan latar belakang suara ledakan “Inikah akhir dari bumi? Perang masih terus berkecamuk dan semakin mengganas. Washington, Paris, Moskow, London, Tokyo, di belahan bumi manapun yang kita lihat adalah ladang pembantaian……”
Di dalam bungker listrik dan air sangat terbatas. Tidak ada hiburan, tidak ada Mc Donald, tidak ada Indomaret, tidak ada Starbucks, tidak ada mtv. 
Tetapi mereka merasa sangat beruntung jika melihat dunia di atas sana. Bom fosfor putih yang dijatuhkan dari atas pesawat F-35, dapat membakar tubuh manusia tanpa bisa dipadamkan dengan air. Setiap suara raungan pesawat bagaikan lonceng kematian dan malaikat pencabu nyawa. Hampir musnah kehidupan mamalia, reptil, tumbuhan, manusia, bahkan bakteri yang ada di darat maupun lautan. 

Setiap rudal yang ditembakkan dapat merenggut jutaan nyawa manusia dalam hitungan menit. Ribuan rudal sudah tidak lagi duduk manis di landasannya. Tetapi berkeliaran dimana – mana dalam rangka memeriahkan pertempuran terbesar sepanjang sejarah umat manusia. ’The last battle of mankind’. Setiap kali tombol peluncuran peluru kendali behulu ledak nulir dipencet, bukan lagi menjadi suatu keputusan berat yang harus mendapatkan izin dari yang mulia presiden. Siang dan malam sama saja, karena asap dan debu sudah menutupi langit dan menghlangi sinar matahari. Angkasa sudah seramai jalan raya. Bahkan yang paling mencengangkan adalah bom antimateri. Semua orang tahu 1 gram energi antimateri dapat menghidupkan listrik kota New York dalam 1 bulan. Bayangkan betapa dahsyatnya daya hancur bom antimateri yang pernah ada di dalam novel fiksi Angels and Demonds dan film startrek menjadi kenyataan. Energi bom atom di Hiroshima masih seperti petasan, jika dibandingkan bom antimateri.
Bukan saja senjata nuklir yang bermain, tetapi juga senjata kimia dan bologi digunakan tnpa mempertimbangkan nilai – nilai kemanusiaan. Kalau sebelumnya ada virus HIV aids, ebola, kolera, flu burung, sekarang ada virus ghorqod, yang dijadikan senjata biologi. Siapa saja yang terjangkit virus tersebut dapat menyebabkan mata buta, kuping tuli, mulut bisu, rambu rontok, tulang tidak bisa memanjang, kulit tidak bisa melar. Banyak sungai dan danau yang ditemukan sudah terkontaminasi oleh senjata kimia berupa cairan yang dapat membuat kulit yang menyentuhhnya terbakar sampai tulang berulang. 

Sudah tidak ada lagi lembaga negara yang memiliki otoritas untuk mengatur masyarakat, semuanya dikendalikan oleh militer dan kelompok ilmuwan. Bumi diperintah oleh junta militer. Dunia seakan mengalami dejavu. Ariel Sharon, Hitler, Benito Musolini, Joseph Stalin, Vladimir Lenin, Napoleon Bonaparte, Namrud, Herodes, Guy De Lusignan, seperti lahir kembali di setiap jiwa para pemimpin dunia masa kini.
Kehidupan di atas tanah tidak ada sepinya, sirene ambulans, teriakan tangisan dan ledakan menjadi lagu pengiring setiap detik. Darah dan air mata menjadi opera pertunjukkan yang menghibur para jenderal. Sangat berbeda dengan kehidupan di bawah tanah. Setiap orang merasa telah dikhianati Tuhan. Karena Tuhan tidak lagi memberi rasa aman dan damai di muka bumi. Mereka berfikir bahwa Tuhan sudah bosan dan meninggalkan manusia. Mereka tidak lagi beragama, keyakinan iman mereka adalah kemanusiaan universal. Umat kristiani merasa antikristus sudah menguasai dunia, umat hindu merasa syiwa sudah membunuh brahmana, umat islam merasa Tuhan sudah dikudeta oleh iblis. Mereka meyakini bahwa inilah hari demi hari yang dinubuatkan di dalam  alkitab dan perkataan para nabi. Kemodernan senjata perang maupun kacanggihan teknologi sudah menyatu dengan keyakinan kuno agama, dengan gamis, dengan kidung jemaat, dengan baghavad gita.

5 tahun berlalu, perang sudah usai. Akhir dari drama kemanusiaan ini adalah kekalahan di kedua belah pihak. Setiap peperangan hanya menyisakan debu dan kemiskinan. Tiap kali perang disiapkan dan tiap kali meletus, sesuatu yang berharga diambil dari ”mereka yang lapar dan tak dapat makan, mereka yang kedinginan dan tak dapat baju”. 

”Manusia – manusia bungker” merasa sudah saatnya keluar dan membangun kembali peradaban. Sudah saatnya menciptakan masyarakat internasional tanpa agama dan negara. Karena mereka sudah paham bahwa kedua faktor tersebut adalah pemicu setiap pertempuran. Seperti Israel dan Palestina contohnya. Agama sudah usang, negara telah mati. Dunia penuh kebebasan dan perdamaian. Seluruh manusia yang masih tersisa bersatu mendirikan pemerintahan satu dunia dengan satu orang pemimpin. Karena semua sudah disatukan dengan rasa kemanusiaan univeral. 
Sang pemimpin dunia berpidato di hadapan jutaan manusia yang disiarkan secara langsung ke seluruh dunia “Atas nama kemanusiaan universal. Sudah saatnya bumi bersatu. Beberapa orang mengatakan kita bermimpi. Bahwa kita akan turut musnah bersama planet bumi. Jika begitu, kiamatlah kita. Permainan usai. Umat manusia adalah eksperimen di planet yang indah ini. Planet ketiga dari matahari. Tapi cuma sampai begitu. Eksperimen hidup yang pendek. Aku ingin memimpikan satu hari mungkin kita akan mengguncang takdir itu, kala bumi telah mati kita tidak perlu ikut mati bersama bumi. Aku percaya akan melihat satu hari di masa depan saat kita mulai memproses cetak-biru langkah pertama ke bintang.”
            Semenjak saat itu dunia berubah total. Di tahun 2070 manusia sudah tidak lagi mengenal konsep negara dan agama. Tidak ditemukan katedral, sinagog, kuil, masjid atau wihara dimanapun. Manusia bisa mendownload otaknya ke mesin. Mereka bisa membuat replika neuron pada neuron. Struktur super dari otak diubah menjadi transistor. Rekayasa genetika menciptakan humanoid menguasai dunia baru. Tubuh mereka menyesuaikan dengan dunia tempat tinggalnya. Di planet dengan gravitasi rendah, rangka tubuhnya tinggi. Kulit mereka kering dan bersisik untuk melindungi dari sengatan mematikan sinar radiasi kosmis. Mata mereka dilindungi kelopak mata tambahan. Mereka tak menghirup oksigen, tapi minum cairan beroksigen lalu memprosesnya di hati. Disebutkan dalam 10 ribu tahun, galaksi penuh berbagai jenis manusia. Mereka akan menguasai dunia baru. Dan menciptakan masyarakat baru. Juga teknologi baru. Mobilitas manusia semakin cepat, karena ditemukannya alat teleportasi hasil penerapan teori fisika kuantum yang dulunya masih menjadi mimpi manusia dan mujizat Sulaiman. Bahan bakar fosil sudah tergantikan oleh antimateri dan nitrogen. Rasa ingin tahu dan kehausan berfikir ilmuwan telah terjawab. Karena Great Unification Theory telah ditemukan. Sebuah teori puncak di dalam dunia fisika. Sebuah teori yang membuat Einstein bingung dan gagal menemukannya sampai akhir hayatnya. Nano teknologi sudah dapat dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga segala kebutuhan manusia menjadi praktis. Uang kertas sudah tidak lagi berlaku, karena setiap transaksi belanja dapat dilakukan dengan menggunakan 1 kartu kredit yang berlaku dimanapun. 

            Manusia sudah menemukan makna hidupnya : ”Mengapa Tuhan menciptakan manusia ?”

-Taufik Daulay-
18 Januari 2009

Natasha

Pelacur yang menjual kelaminnya untuk nafkah
Dua kantung susu menggelambir di bawah muka
kusam yang kecewa akan kehidupan

Tubuhnya terkapar lemas
Di atas ranjang yang menjadi saksi bisu
Harum menyengat dari balk selimut sutra
Membuat mabuk kepayang

Rambutnya terurai
Bibirnya ranum
Menantang untuk bergumul
Tubuhnya sintal, binal, padat dan proporsional
Bagaikan gitar spanyol

Menciptakan gejolak hasrat
Bagaikan gelombang yang mengamuk di Samudera Atlantik

Jangan anggap mereka seperti kafir zindik
Yang harus dipalang kayu salib dan dihakimi masyarakat
Karena tidak ada wanita di dunia ini yang mau menjadi pelacur
Negaralah yang salah, tidak pernah memelihara mereka
Untuk menjadi manusia terdidik

Natasha butuh nasihat bukan makian
Natasha butuh belaian bukan cambukan
Natasha butuh kasih sayang bukan kebencian

Bagi Natasha mati dalam perjuangan lebih mulia
Daripada hidup dalam penindasan
Setiap hari Natasha berharap
Tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolongnya
Haruskah Natasha menunggu juru selamat
Yang dapat merubah darah menjadi anggur

Biarlah Natasha menjadi dongeng berharga
Bagi perawan - perawan di masa depan

Tidak ada wanita yang lahir terhina
Kecuali pria yang membuatnya hina
Karena wanita adalah sebuah mahakarya
Karya seni terindah yang diciptakan Tuhan

 -Taufik Daulay-
31 Agustus 2009

Semangat Perubahan

Mengolah kata - kata menjadi kalimat
Mengolah kalimat menjadi paragraf
Mengolah paragraf menjadi karya tulis
Mengolah karya tulis menjadi hidangan hangat
dan makanan sehari - hari
Menciptakan perdaban yg memuliakan tulisan
Peradaban yang haus akan ilmu
Peradaban yang makanan sehari - harinya adalah bacaan

Tanpa buku
Sejarah akan sunyi
Sains akan buta
Seni dan sastra tiada rasa 
Risalah kebenaran akan redup

Di dalam buku manusia berbisik, bercerita dan berteriak
Tentang kebenaran maupun dongeng dari ribuan tahun
Dan tetap hidup
Kita berbincang dengan mereka yang sudah mati
Jasad habis termakan cacing
Tapi pikiran tetap abadi di dalam buku

Buku menjadi estafet antar generasi
Jembatan antar zaman
Tangga yang dibangun menuju masa depan

Peradaban emas dimulai dari membaca
Alexander yang agung, Nabi Muhammad, Napoleon Bonaparte
Hitler, Newton, Einstein, Bill Gates sampai Soekarno
adalah para pembaca yang sudah berkonstribusi
terhadap perubahan dan kemanusiaan








Budaya membaca adalah awal dari kebangkitan besar

2008
-Taufik Daulay-

Sinting



Ini kehidupan. Penuh dengan telikung, jilat atas, tekan bawah, sikut kanan, tending kiri, menggunting diantara lipatan, muslihat di dalam kegelapan, serobot, pukul, tabok, libas. Kepentingan di atas segalanya. Homo homini lupus, manusia adalah serigala atas sesamanya. Survival of the fittest. 

Kaki terantai, tangan terborgol, kepala diinjak kaki yang kotor terlumur lumpur, muka tertampar oleh tangan yang mengmuk dengan urat yang kencang dan emosi yang memuncak. Terbujur membusuk, mati hina, tenggelam di dalam lumpur yang menggoes koreng hingga perih.

Beruntunglah yang dihatinya masih ada cinta kasih sebagai jalan pencerahan. Yang menyatukan Tuhan, manusia & alam semesta.

-Taufik Daulay-

Mati Langkah

Dilema seorang penderita skizofernia
Sebagian besar hidup di dunia khayal
Lari dari kenyataan
Karena tidak dapat menerima realitas kehidupan

Kalau di dalam dunia imajiner dia bisa menjadi apapun
Dari direktur, raja sampai Tuhan
Begitu kembali ke dunia nyata
Dia hanyalah sampah yg tidak berguna
Hanya menjadi pengecut
Yang kalah dalam persaingan hidup

Mati bersama mimpimu yg megalomaniak
Hidup sendiri tanpa ada seorangpun yg mendampingi
Pergi kemanapun tanpa ada yg menanyakan
Menjadi bajingan tengik yg hanyut dalam sungai kemunafikan

Mencari tantangan dalam kehidupan atau menjadi pecundang saja
Menjadi bangsat yg ditinggalkan kekasihnya istrinya bahkan anaknya
Tidak diakui orang tuanya
Dan tidak memiliki kawan atau saudara yg menemaninya
Karena kawannya yg terakhir setia padanya telah mati terbunuh

Baginya masih ada Tuhan yg selalu menunjukkan keajaiban
Sehingga masih ada cinta kasih dan rasa damai

-Taufik Daulay-
16 Desember 2009

Deklarasi Kebangkitan



Berjuang demi sebuah perubahan. Bukan gagah – gagahan, bukan terbawa arus. Tapi mempertahankan sebuah kepercayaan.

Detik – detik menuju kebangkitan  Imperium Indonesia. Suatu masa keemasan universal sepanjang sejaraah umat manusia. Sebuah zaman kebangkitan besar yang melebihi kekaisaran romawi, yunani, babilonia, ramses mesir, khalifah islam di timur tengah, kerajaan Solomon Israel, renaissans di Eropa, restorasi meiji di Jepang, revolusi industry di Inggris, Reich ketiga Nazi di Jerman, revolusi Bolshevik di Uni Soviet, revolusi prancis sampai deklarasi kemerdekaan di Amerika Serikat.

Tidak ada lagi rasisme, kelaparan, peperangan, terorisme dan ketidakstabilan sosial politik. Akan selalu ada nilai – nilai moral & etika yang menjadi landasan berpikir & bertindak secara baik dan benar, dan nilai – nilai ini bersifat universal sehingga pada akhirnya menciptakan persaudaraan universal umat manusia. Nilai – nilai moral seperti Cinta Kasih, keadilan, kejujuran, toleransi, kepedulian, dan sebagainya, lahir dari ketulusan sebuah pemikiran yang tidak sama sekali ditunggangi kepentingan. Dan  nilai – nilai tersebut buta akan ras, agama, bangsa dan negara.  Sehingga dapat menembus sekat – sekat perbedaan. Membawa sebuah tata dunia baru. Penyatuan dunia. 

Siapapun manusia di dunia ini, memiliki impian yang sama akan sebuah dunia tanpa kekerasan, kebencian, primordialisme, rasisme, stereotip, dan penuh Cinta Kasih. Ke depan, jadikanlah perbedaan sebagai dinamika yang mewarnai kehidupan kita. Jangan jadikan perbedaan sebagai mesin pembunuh kebebasan.

Ketika kita berbicara perihal kebebasan, yang saya maksudkan bukanlah suatu gagasan asing yang akan menggeser nilai – nilai dasar yang telah kita anut bersama dan telah menjadi konsensus nasional. Melainkan kebebasan dari pandangan sempit yang membuat kita melakukan kekerasan tanpa saling memahami.  Kita tidak ingin suatu saat keturunan – keturunan kita hidup di dunia yang mempertontonkan kekerasan, pembunuhan dan pemekorsaan menjadi hal yang wajar.

            Sehingga suatu saat kita bisa melihat sebuah kehidupan tata dunia baru yang harmonis dan romantik, karena kita bisa hidup di tengah-tengah perbedaan yang kita bina bersama. Kita akan selalu saling menghormati dan menghargai.

Hidup merdeka mati mulia…!!!!

         Sejarah akan mencatat kita sebagai revolusi pendobrak kebodohan dan ketidakadilan di abad 21. Kurikulum pendidikan akan mewajibkan adanya kami di dalam buku sejarah dan apa boleh buat akan menggeser foto – foto serta popularitas tokoh perubahn sebelumnya. Sejarah akan mencatat kami sebagai tokoh perubahan di abad ke 21. Sebagai revolusioner pendobrak ketidakadilan.
Kita sudah memiliki segalanya, tinggal bagaimana merealisasikan mimpi menjadi kenyataan. Menerjemahkan bahasa harapan menjadi kenyataan.

            Alam semesta taak pernah bosan terus berputar. Begitu juga dengan kami yang tidak akan pernah bosan untuk berdiri kembali setiap kali jatuh. Walaupun bensin dan minyak tanah di dunia ini sudah habis, tapi kami masih memiliki semangat dan harapan serta Kasih Sayang Tuhan yang akan terus menerus menjadi bahan bakar kami.

            Berdiri tegak melawan arah. Setelah jutaan tahun menunggu akhirnya sudah saatnya umat manusia membuka gerbang baru kemerdekaan. Sebuah zaman kebangkitan besar.
Kesombongan adalah jubah Tuhan yang tak mungkin kami miliki. Atau jubah itu akan membunuh kami.
Berawal dari sebuah embrio mimpi, Indonesia adidaya dan superpower, menjadi peradaban gemilang seluruh umat manusia sampai melintasi alam semesta.

            Tidak ada yang lebih indah di dunia ini kecuali merasakan cinta kasih Tuhan, merenungi misteri alam semesta & mengasihi sesama manusia.

            Jika mata anda jeli di depan kita ada sebuah obor yang akan kita nyalakan dengan lilin - lilin harapan yang kita pegang. Dan setiap obor yang kita bawa adalah semangat perubahan untuk menyalakan pelita cahaya cita - cita masa depan.

Merintis jalan kebenaran membawa perubahan. Berdiri tegak melawan arah. Menjadi mercusuar pemimpin dunia.

            Sebut namaku, tatap mataku, sentuh tanganku, dan rasakan kebahagiaan memasuki rongga – rongga jantungmu, mengalir di peredaran darahmu dan menyatu dengan jiwamu.
            
             Setengah abad yang lalu bung Karno mengatakan revolusi belum selesai. Dan revolusi akan selesai ketika saatnya Indonesia memimpin dunia.

            Kekuatan yang kita hidupkan di dalam diri kita jauh lebih dahsyat dari hantaman ombak tsunami, gelegar halilintar, letusan gunung tambora, ledakan bom atom dan reaksi fusi nuklir. Karena diri kita sudah menyatu dengan getaran Ilahi, kekuatan Sang Penyelenggara Kehidupan yang menggema di seluruh alam semesta dan meninggalkan jejak radiasi big bang.

Rasa Cinta Kasih dan kesadaran yang akan meyatukan Tuhan, manusia, dan alam semesta. Merintis jalan kebenaran membawa perubahan. Berdiri tegak melawan arah. Sampai pada akhirnya kita menyambut sebuah dunia baru.

Welcome to revolution. Welcome to a new world.

Terima kasih Anda telah membaca tulisan ini, karena peradaban emas dimulai dari membaca.

-Taufik Daulay-
Januari 2008

MENYAMBUT INDONESIA BARU SEBAGAI NEGARA MASA DEPAN

Tahun 2030 sebuah dunia baru akan lahir. Konfigurasi kepemimpinan bangsa – bangsa mengalami perubahan. Konstelasi politik bergeser. Masyarakat internasional akan menyaksikan sebuah era baru yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Jika saat itu tiba, maka planet bumi yang sudah kritis dengan berbagai peperangan dan bencana, telah memberi kesempatan bagi persatuan dunia atas nama kemanusiaan untuk menikmati perdamaian dan Cinta Kasih. Karena Indonesia telah bangkit menjadi sebuah negara super power. Secara geografis, Tuhan meletakkan Indonesia di tengah - tengah dunia melewati sebuah garis yang membelah bumi menjadi 2. Namun Indonesia bukan saja teras surga firdaus yang jatuh di sabuk khatulistiwa atau sepotong kue ulang tahun dari malaikat jibril, tetapi juga sebuah kemutlakan sejarah untuk lahir sebagai bangsa yang besar dan disegani.

Suatu ketika, seorang turis singapura berkunjung ke Indonesia dan melihat potensi alamnya seraya berkomentar : seharusnya bukan dunia yang mengatur Indonesia, tetapi Indonesia yang mengatur bulat lonjongnya dunia, karena semua yang dibutuhkan dunia ada di bumi Indonesia. 

Mengapa kita selalu pesimis akan potensi bangsa ini. Bangsa ini membutuhkan sikap yang optimis, sikap yang lebih positif dalam membangun negaranya. Tidak masuk akal kalau kita tidak bisa berubah. Tantangan besar yang harus kita hadapi ke depan menuntut adanya perubahan itu. Setengah abad yang lalu bung Karno mengatakan REVOLUSI BELUM SELESAI. Dan revolusi akan selesai ketika saatnya masyarakat hidup sejahtera dan Indonesia memimpin dunia.

Menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya tidak harus menjiplak bangsa lain. Menggali jiwa yang cocok untuk kita tanpa harus meniru bangsa asing. Pancasila adalah suatu ideologi yang mengakomodir ekstrem kanan dan ekstrem kiri. Sosialisme pancasila butir ke 5 menjawab kolektivisme dan masyarakat ideal kaum sosialis komunis. Sedangkan humanisme dan demokrasi pancasila pada butir ke 2 dan 4 memberi ruang bagi kebebasan individu ala liberalis kapitalis. Sehingga ideologi yang kita anut dapat terus bertahan di berbagai zaman menjawab setiap problematika kehidupan dan memberi solusi.

Jika Amerika memiliki George Washington dan Thomas Jefferson sebagai tokoh revolusi yang mendeklarasikan kemerdekaan, kita memiliki Soekarno, putra sang fajar yang telah mengguncang dunia. Jika India memiliki Mahatma Ghandi dan Ibu Theresa yang egaliter dan pasifis, kita memiliki Mohammad Hatta dan Muhammad Natsir, tokoh nasional yang memiliki ilmu setinggi langit tetapi hatinya sedalam dan seluas samudera. Jenderal Sudirman, di tahun 1945 itu umurnya baru 30 tahun. Dia mungkin adalah salah satu pemimpin perang termuda dan terbesar di dunia setara Alexander the Great dan Napoleon. Jika Hollywood memiliki kisah epik The Lord of The Rings, Indonesia memiliki kisah Ramayana dan legenda wayang pandawa yang memiliki kompleksitas kisah dan pertempuran yang jauh lebih dahsyat. Kita memiliki Gunung muria di Jawa Tengah yang memiliki kekuatan spiritual yang tidak kalah dengan Gunung Fuji di Jepang maupun Gunung Zion di Yerusalem ataupun Bukit Sinai tempat dimana Musa mendapatkan firman Tuhan.

Peperangan terhadap independensi bangsa masih terus berlangsung hingga saat ini sejak kita dijajah selama ratusan tahun lamanya. Kenapa bukan kita yang pegang kendali terhadap sistem perekonomian dan pengelolaan tambang di bumi Indonesia. Bisa anda bayangkan 92% minyak bumi Indonesia dikelola oleh perusahaan minyak asing, Sedangkan Pertamina hanya mendapatkan jatah 8%. Ketika keputusan untuk menyerahkan pengelolaan tambang minyak kepada asing diputuskan, jajaran direksi Pertamina berkelit bahwa SDM dan teknologi Pertamina tidak mampu untuk mengelola tambang minyak di Indonesia, serta masalah keuangan yang tidak memadai. Padahal, seiring dengan pergantian direktur utama Pertamina, pejabatnya adalah mereka yang berpengalaman menjadi direksi di Caltex, Exxon, dll. Sedangkan masalah keuangan, sudah banyak bank – bank yang mengantri untuk memberikan bantuan dana. Bahkan yang lebih menyakitkan hati adalah masalah pembuatan UU migas yang terbaru. Bahwa perancangan UU tersebut adalah hasil dari saran oleh USAID (U.S. Agency for International Development). Di dalam UU tersebut disebutkan bahwa Pertamina bereda sejajar dengan perusahaan – perusahaan asing, sehingga BUMN kita sendiri yang seharusnya menyejahterakan rakyat tidak memiliki kedaulatan.
Pemerintah sudah diinfiltrasi oleh komprador yang bertekuk lutut untuk kepentingan asing atau paling tidak mereka telah dicuci otaknya untuk menghapus jiwa Indonesia, Mafia Berkeley. Arus kuat korpotokrasi telah menanamkan cakarnya di Indonesia sejak tim ekonomi yang dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo pada masa Soeharto pergi ke Swiss pada akhir 1960an untuk menawarkan pengelolaan kekayaan alam Indonesia. Korporasi multinasional sudah melebihi kekuasaan sebuah negara. Mereka seperti sebuah Imperium besar yang memiliki pendapatan yang berkali lipat jauh lebih besar dari negara maju sekalipun. Sehingga konsep negara bangsa seakan hilang tanpa kedaulatan.

Kebanyakan demonstran di Indonesia yang mengaspirasikan suaranya hanya karena dibayar. Maka dari itu yang penting adalah pemenuhan urusan perut. Jika perut kosong dan kita terus menerus kencangkan ikat pinggang, rakyat tidak akan mau diajak bicara idealisme, demokrasi ataupun sebuah Negara super power. Peduli setan pertimbanagn moral. Yang penting perut kenyang, dapur ngebul. Oleh karena itu penguasaan atas SDA sangatlah penting, agar pendapatan Negara bertambah untuk menyejahterakan rakyatnya. Jangan lagi kita melihat Indonesia yang ditertawakan dunia karena pemilu yang begitu kacau, pemimpin yang penuh kebohongan dan rakyat yang ditipu. 

Perihal sumber daya manusia Indonesia, berdasarkan statistik, di suatu bangsa biasanya dari 11.000 orang akan ada 1 orang genius. Maka di Indonesia yang berpenduduk 230.000.000 seharusnya ada lebih dari 20.900 orang-orang genius. Bukan sekedar genius biasa, tapi yang ber-IQ 160, atau setara Einstein. Sudah banyak remaja – remaja Indonesia yang menoreh prestasi di level internasional dalam bidang sains. Namun substansi dari ilmu pengetahuan yang kita pelajari bukanlah hanya untuk mendapatkan predikat juara di dalam perlombaan, tetapi juga konstribusi kita untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa kita dengan teknologi. Doktor Terry Mart adalah satu dari sekian banyak ilmuwan kita yang kejeniusannya justru dinikmati bagsa asing. Jika anda pernah mendengar kereta maglev atau kereta terbang yang memiliki kecepatan peluru di Jepang, berbanggalah bangsa kita karena material dasar untuk merancang kereta tersebut adalah ciptaan Dr. Terry Mart, seorang ilmuwan fisika yang sekarang masih mengabdi di Universitas Indonesia. Di Amerika Serikat, mahasiswa termuda yang mendapatkan gelar doktor pada usia 24 tahun adalah Nelson tansu, mahasiswa berkebangsaan Indonesia.
Ketika kita masih berbicara masalah swasembada beras bangsa – bangsa maju sudah lebih dulu melakukan rekayasa genetika untuk teknologi pangan. Ketertinggalan ini harus kita kejar sebelum kita dilindas oleh derasnya dinamika zaman dan terbuang di dalam tong sampah sejarah dunia.

Tidak ada negeri yang miskin, yang ada hanya negeri salah urus. Potensi SDM dan SDA yang dimiliki Bangsa Indonesia hanyalah deretan angka statistik jika kita tidak mengelolanya dengan baik. Kita sudah memiliki segalanya, tinggal bagaimana menerjemahkan mimpi menjadi kenyataan. 

Karakter masyarakat kita yang sangat prulalistik dan heterogen adalah kekuatan yang kita miliki untuk bersatu dan bangkit. Ke depan, jadikanlah perbedaan sebagai dinamika yang mewarnai kehidupan kita. Jangan jadikan perbedaan sebagai mesin pembunuh kebebasan.

Ketika kita berbicara perihal kebebasan, yang saya maksudkan bukanlah suatu gagasan asing yang akan menggeser nilai – nilai dasar yang telah kita anut bersama dan telah menjadi konsensus nasional. Melainkan kebebasan dari pandangan sempit yang membuat kita melakukan kekerasan tanpa saling memahami. Kita tidak ingin suatu saat keturunan – keturunan kita hidup di dunia yang mempertontonkan kekerasan, pembunuhan dan pemekorsaan menjadi hal yang wajar.

Sehingga suatu saat kita bisa melihat sebuah kehidupan tata dunia baru yang harmonis dan romantik, karena kita bisa hidup di tengah-tengah perbedaan yang kita bina bersama. Kita akan selalu saling menghormati dan menghargai. 

”Oleh karena rasa kebangsaanlah, maka bangsa-bangsa yang terbelakang lekas mencapai peradaban, kebesaran dan kekuasaan. Rasa kebangsaanlah yang menjadi darah yang mengalir dalam urat-urat bangsa-bangsa yang kuat, dan rasa kebangsaanlah yang memberi hidup kepada tiap-tiap manusia yang hidup.” Sukarno, mengutip Mustafa Kamil (tokoh pejuang Mesir), Indonesia Menggugat.

Butuh proses bagi sebuah bangsa untuk mencapai suatu perubahan. Kita baru menjalani reformasi selama 10 tahun, baru seumur jagung untuk bisa berubah menjadi negara yang adidaya. Kalau kita mau belajar dari bangsa- bangsa yang sudah menjadi pemimpin dunia, mereka sudah mengalami proses yang sangat lama untuk berubah. Berbagai macam tempaan, tamparan dan cambukan telah mendewasakan mereka menjadi bangsa yantg besar. Jepang melakukan restorasi sejak tahun 1860an dan mereka baru mencapai puncak kejayaannya di penghujung abad ke 20. China sudah mengupayakan berbagai berbagai perubahan semenjak abad ke 10, dan mereka baru menjadi sang naga raksasa di penghujung abad 20. Amerika Serikat telah melakukan perubahan sosial dan politik di saat Abraham Lincoln berkuasa, yaitu di tahun 1880an, dan mereka baru memetik jerih payahnya pergulatan demi sebuah perubahan pasca perang dunia ke 2, dengan menjadi negara adidaya dan superpower. Kita tidak perlu menyesali keterlambatan bangsa ini dalam melakukan perubahan dan pembangunan, yang perlu kita lakukan saat ini adalah memetik pelajaran masa lalu sebagai referensi untuk melangkah ke depan dengan harapan yang terang benderang.

Sebuah kebijaksanaan China kuno berpendapat, lebih baik menyalakan 1 lilin kecil daripada mengutuk kegelapan. Lebih baik belajar dari masa lalu dan melihat ke depan sebuah Indonesia baru, kemudian kita bekerja untuk masa kini, daripada terus menerus merintih dan pesimis terhadap kondisi bangsa saat ini.
Jika mata anda jeli di depan kita ada sebuah obor yang akan kita nyalakan dengan lilin harapan yang kita pegang. Dan setiap obor yang kita bawa adalah semangat perubahan untuk menyalakan pelita cahaya cita - cita masa depan.

Rasa Cinta Kasih dan kesadaran yang akan meyatukan Tuhan, manusia, dan alam semesta. Merintis jalan kebenaran membawa perubahan. Berdiri tegak melawan arah. Sampai pada akhirnya kita menyambut sebuah dunia baru.

-Taufik Daulay-
18 April 2010