Hari – hari bahagia itu
sudah berlalu
Dihempas angin yang membawanya tersangkut pada ranting
pohon yang kering
Tersapu ombak yang
menghanyutkannya ke tengah samudera
Kemudian tenggelam pada
dasar karang yang tajam dan tercabik oleh hiu yang ganas
Seperti pelautyang
mengembara sendiri
Di tengah lautan pada
malam hari
Bersama bintang yang
tak menunjukkan arah pulang
Dan terdampar pada
pulau yang tak berpenghuni
Kutanam bibit yang
tumbuh adalah bunga kaktus
Awan hitam terus
menggelayut menatap dengan ketus
Burung gagak terbang
berputar seakan mencibir & menyindir
Kepada tubuh yang
ringsek oleh kesedihan
Tawa geli yang lucu dan
ceria
Pipi manis merah merona
Alis tebal bersama mata
yang indah
Bibir gadis yang
melengkungkan senyum
Dengan lekukan cekung
di ujung yang menggoda
Malam mendekap cahaya
Dingin Meresapi kulit
Kopi hitam panas
berasap
Apalah arti kata
Isyarat bisu tuna
asmara
Bersama jutaan sayap
malaikat
Membukakan pintu surga
Apalah arti agama
Kumpulan norma yang
mengajarkan cinta sesama
Memandang manusia apa
adanya
Hasrat menggebu di
dalam dada
Mencium kasturi dari
nafas yang tersengal
Rimba rasa yang terus
bertumbuh liar
Mengalir menuju
samudera jiwa…
-Taufiq Daulay-
Untuk Taufiq Daulay.
Hari-hari itu memang telah lalu,
yang kini tersangkut pada ranting yang kering.
Saya tahu, hari-hari itu
menyimpan harta yang sangat berharga bagimu, yang kini tenggelam pada dasar karang yang tajam, serta menjadi saksi percumbuan sepasang hiu yang mesra.
Kamu, yang namanya disebut pada
baris paling atas, lekaslah bangkit !
Jika saya ibaratkan Kamu sebagai
pelaut, jadilah pelaut yang kokoh, yang mampu menguasai
tiap jengkal debur ombak.
Jadilah pelaut yang tak perlu
bintang untuk mencari arah pulang, pelaut yang tak surut meski
awan hitam terus menggelayut.
Dan seletih apa pun tubuhmu,
jangan biarkan ia ringsek.
Burung-burung gagak itu tak
pantas beterbangan di atas kepalamu.
Tawa geli, Alis tebal, dan bibir
manis yang diapit lesung yang mencekung memang tak mungkin lekas begitu saja.
Saya mengerti bahwa detak
jantungnya masih jelas terekam di balik dada.
Saya juga tahu bahwa kebahagiaan
yang tetiba terenggut itu menimbulkan sesak yg begitu dalam.
Tapi untuk Kamu yang namanya
disebut pada baris paling atas, mulailah untuk tersenyum kembali.
Sulit memang, tapi cobalah.
Sulit memang, tapi cobalah.
Nona-nona berikut akan segera
menghampiri.
Bersiap dan sambutlah mereka.
Atau mungkin, si Nona itu yang kembali
pada dekapanmu, mengantar senyum yang
paling manis tentunya.
13/9/'13
dari Nugroho Sejati, untuk Sahabatnya.
dari Nugroho Sejati, untuk Sahabatnya.