Jumat, 17 Agustus 2012

Kemerdekaan


17 Agustus 2012 = 17 Agustus 1945 --> Jum'at & Ramadhan.

“Pating greges !” -Soekarno, pagi 17 Agustus 1945, saat itu beliau sedang demam tinggi karena terserang malaria.

Bloggers, mari terus kita rawat kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah direbut dengan tidak mudah, bahkan meletakkan nyawa sebagai taruhannya. Kemerdekaan yang menguras darah, keringat & air mata. Darah & keringat yang sekarang mungkin sudah memuai & kering karena dilupakan. Perjuangan yang memakan korban & memaksa para pejuang memutar otak untuk bertarung ide & strategi melawan penjajah. Kemerdekaan ini bukan hadiah, tetapi suatu barang mewah yang kita rebut. 

Kemerdekaan adalah kebebasan....

Kebebasan adalah hal terindah di dalam kehidupan....

Kebebasan bermuara dari akal sehat. Hanya manusia yang mempunyai akal sehat. Bukan binatang, bukan tumbuhan. Maka dipundak manusia amanat untuk menjadi pemimpin  di muka bumi diemban.

Namun kebebasan tidak boleh berhenti hanya sampai pada kebebasan secara fisik. Kebebasan itu juga harus hadir bagi kedaulatan, jiwa, mental, batin, spiritual & intelektual. 

Karena kebebasan berpikir adalah awal dari kemajuan sebuah peradaban. Berangkat dari kebebasan berpikir, ilmu pengetahuan berkembang pesat dan membawa pencerahan. Membawa kemajuan, perubahan dan kehidupan umat manusia yang lebih baik. 

Manusia harus bebas dari kebodohan dan kemiskinan yang menindas. Boleh jadi Indonesia sudah merdeka secara kasat mata. Namun kemiskinan & kebodohan masih menjadi penjajah yang belum hengkang dari bumi Indonesia. Boleh jadi Indonesia sudah mengusir bangsa penjajah, tetapi kini kita justru harus melawan sesama anak negeri yang mengkhianati semangat kemerdekaan. Dulu penjajah yang kita lawan memiliki wujud yang jelas karena merupakan orang asing, tetapi kini penjajah itu ada di tengah - tengah kita, bersembunyi di balik topeng yang sulit ditebak. Penjajah itu adalah mereka yang telah memiskinkan bangsa dengan segala tindakannya yang koruptif.

Kemerdekaan yang sejati akan memerdekakan manusia dari penindasan & penyembahan manusia kepada manusia serta penyembahan  manusia kepada benda. Sehingga manusia bebas menyembah kebenaran yang hakiki. Manusia menjadi independen atas dirinya sendiri.

Kita lihat sekarang. apakah manusia sudah betul - betul merdeka ? Sementara benda - benda telah menyihir manusia. Manusia rela berkorban demi mendapatkan benda yang ia inginkan. Hedonisme & materialisme yang membabi buta ! Itulah penjajahan benda kepada manusia.

Kemerdekaan Indonesia 67 tahun silam adalah sepucuk api yang menyalakan lilin di dalam gelap. Namun kini banyak manusia Indonesia yang mengutuk kegelapan daripada menyalakan lilin. Karena seharusnya dengan lilin - lilin itu kita dapat berkumpul dan membentuk obor yang besar, sampai akhirnya kobaran api yang sangat terang menjadi mercusuar bagi seluruh dunia. Meruntuhkan   kedzaliman, menegakkan kebenaran, memimpin bangsa - bangsa & menghamparkan karpet menuju sebuah dunia baru yang lebih baik. Sebuah Dunia Baru !  


Perempuan Yang Tak Melahirkan


1/5. Ada aja yak perempuan yang memilih untuk tdk menikah.
2/5. Artinya dia juga ga pernah ngerasain melahirkan (kalo ga nge-sex di luar nikah).
3/5. Berarti dia belum menjadi perempuan yang seutuhnya : belum pernah melahirkan anak manusia.
4/5. Padahal melahirkan itu sebuah keajaiban & salah 1 hal terindah di dunia ini.
5/5. Bisa mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju terangnya dunia. Dari ketiadaan menjadi ada.

Jumat, 03 Agustus 2012

Pameran Lukisan Raden Saleh

Tanggal 17 Juni 2012, saya berkunjung ke pameran lukisan tunggal Raden Saleh di Galeri Nasional, Jakarta Pusat. Tulisan ini sangat telat saya posting, karena tak sempat. Pameran ini merupakan pameran lukisan Raden Saleh untuk yang pertama kalinya diadakan di Indonesia, dengan mengambil tajuk 'Raden Saleh dan Permulaan Lukisan Indonesia Modern'. Pameran diadakan selama tanggal 3-17 Juni 2012. Acara ini juga bertepatan dengan 200 tahun kelahiran Raden Saleh. Ada sekitar 40 lukisan cat minyak dan 20 gambar yang dipamerkan. 

Raden Saleh memang pelukis legendaris Indonesia yang dilupakan bangsanya sendiri. Ia justru banyak dikenal & diteliti oleh pengamat asing. Bahkan pameran lukisan ini diselenggarakan oleh Goethe Institut, lembaga kebudayaan Jerman. Kurator lukisan Raden Saleh pun juga berkebangsaan Jerman, yaitu Werner Kraus. Kraus adalah sejarawan Jerman yang meneliti Raden Saleh selama bertahun - tahun dan menulis biografinya. 

Raden Saleh hidup di abad 19 (1807-1880), 25 tahun kehidupannya dihabiskan di beberapa negara Eropa dalam program pendidikan seni yang dibiayai oleh pemerintah kolonial Belanda. Lukisan - lukisannya juga banyak dipajang di gedung - gedung kerajaan Eropa yang sempat ia sambangi selama hidupnya. Ia menjadi seorang bangsawan besar ketika kembali ke Indonesia. Bahkan bangunan - bangunan bersejarah di Cikini, seperti rumah sakit Cikini & kawasan Taman Ismail Marzuki adalah bekas tanah milik beliau.
Sekilas biografi Raden Saleh
Berikut adalah lukisan - lukisan beliau yang saya ambil dengan kamera telepon genggam. 

Tulisan tangan Raden Saleh

                  Lukisan potret diri Raden Saleh :