Selasa, 16 April 2013

Genangan Kesedihan


Kau adalah bau kematian yang mengendap
Terendus oleh burung gagak yang menerkam
Kau adalah bangkai ayam yang membusuk dilalap cacing
Kau menjadi sekumpulan kesedihan yang berpendar
Luka yang tak mengering

Kebencian telah menyergapmu bersama ketakutan
Mengepung akal pikiran yang tumpul
Menaburi bunga duka pada hati yang longsor

Kau menjadi pengecut kehidupan
Yang lari bersama ketakutan akan sekumpulan manusia yang seakan memangsa

Perasaan tak enak di dada membuatmu menghindar dari interaksi
Pikiran – pikiran yang menipu

Puisi – puisi mu hanya menjadi koran yang dijadikan bungkus kacang tanah
Kemudian dibakar dan menjadi abu

Kau selesaikan saja urusanmu sendiri
Jangan libatkan orang lain
Kau memang membosankan, membingungkan, tak memberi kejelasan atau penghiburan

Berdiri saja bersama kakimu sendiri
Jangan libatkan orang lain
Kau yang harus hadapi semua ini seorang diri

Jangan tenggelam dalam kegembiraan
Jangan pula terseret arus kesedihan

Kau terbuang dari keintiman relasi
Kau memang kesalahan total
Orang – orang bosan mendengar ocehanmu
Muak melihat wajahmu
Benci mendengar tawamu

Kau terlalu percaya diri
Pada pujian – pujian
Melayang pada khayalan – khayalan

Kau caci terus dirimu sampai tinta habis
Sampai kata cacian pun tak bisa lagi mendefinisikan dirimu

Matamu berlinang oleh genangan air mata yang tak mau jatuh menetes
Coba kau pertahankan emosi ini terus menerus
Karena inilah realitasmu
Genangan kesedihan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar