Rabu, 15 Mei 2013

Menafsir Akhir Sejarah

Di antara ruang-ruang kosong kesunyian...
Dengan kepungan kata-kata yang memenjara makna dalam salinan kertas.
Aku sedih mendengar umpatan mu, yang mengalir basah melalui lidah yang bergoyang lemah.
Mencari celah kepada hati yang lelah.
Biar kita hidup seribu tahun lagi, singa tetap mengaum, manusia tetap berkilah.
Malam ini adalah malam-malam yang panjang.
Sepanjang jarak yang tak bisa diukur antara masa lalu ketika Fukuyama menafsir soviet yang bubar.
Akhir sejarah tak akan pernah tuntas untuk dirajut pada rantai kata-kata.

-Mei, 2012-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar