Muhammad pernah bersabda bahwa tidak ada superioritas yang dimiliki orang arab. Bahkan antara kulit hitam dan kulit putih. Semua setara di dalam islam. Semangat egalitarianisme (kesetaraan) semacam inilah yang kerap kali membuat islam dianggap memiliki kedekatan ideologis & semangat advokasi kepada kaum marjinal sama seperti marxisme.
Lalu kenapa sejak tahun 2000an ini, di Jakarta kita disuguhkan oleh fenomena kebangkitan kelompok - kelompok pengajian yang dipimpin oleh habib - habib keturunan arab yang membangga - banggakan genealoginya sebagai keturunan langsung nabi Muhammad.
Bicara soal rasisme, kita mungkin teringat dengan Malcolm X. Seorang aktivis kulit hitam Amerika Serikat, yang melawan rasisme. Ia memeluk agama islam dan menunaikan ibadah haji, sepulangnya dari Mekkah, ia memberikan pandangannya mengenai islam dan rasisme, beliau berkata :
"Kamu mungkin terkejut dengan kisahku ini. Bahwa aku telah makan dengan piring yang sama, minum dari gelas yang sama dan berdoa kepada Tuhan yang sama dengan saudara - saudara muslim yang bermata biru, berambut pirang, dan berkulit kulit putih. Dan kami semua bersaudara. Benar - benar, orang - orang dari semua ras dan warna percaya satu Tuhan dalam satu kemanusiaan. Setiap jam di tanah suci ini memungkinkan saya untuk memiliki wawasan rohani yang lebih besar untuk apa yang terjadi di Amerika. Warga negro amerika tidak pernah disalahkan untuk kebencian ras. Ini hanya reaksi dari 400 tahun penindasan dan diskriminasi. Tetapi rasisme di Amerika hanya akan membawa kematian. Saya percaya bahwa generasi muda akan melihat tulisan tangan di dinding dan banyak di antara mereka ingin kembali kepada jalan spiritual yang benar. Jalan satu - satunya di dunia ini untuk menangkal dari bencana yang diakibatkan oleh rasisme. Dari semua kejujuran dan ketulusan dapat kunyatakan bahwa hanya ada kebebasan, keadilan dan kesetaraan hidup. Kehidupan, kemerdekaan dan pencarian kebahagiaan untuk semua orang. Sekarang perhatian saya adalah tentunya ke kelompok yang saya miliki pertama kali. Untuk itu kami lebih dari yang lainnya mencabut apa yang tidak dapat dicabut dari hak kami, tetapi saya yakin benar bahwa praktik dari islam akan menghapus kanker rasisme dari hati dan jiwa semua orang Amerika. Dan jika saya mati setelah membawa cahaya apapun, dapat menyingkap kebenaran yang akan membantu memusnahkan penyakit ini, maka semua penghargaan adalah karena Allah Tuhan seluruh dunia dan kesalahan hanyalah milikku."
Kalau gerombolan habib itu tak bisa dihentikan dalam menggerogoti multikulturalisme kita, mungkin suatu saat film The U.S. VS John Lennon akan menjadi Habib Rizieq VS Republik Indonesia.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar