Jumat, 06 Juli 2012

Sore Kelabu


Sore Kelabu....

Sebuah pesan elektronik tersangkut dan menghentikan waktu sejenak
Menampar sampai merah tanpa darah
Sekelam kopi pahit yang tak bergula
Seorang teman meninggalkan kita untuk selamanya
Di kampung halamannya yang ratusan kilometer jaraknya dari Jakarta
Selanjutnya jarum jam berdetak dengan perasaan yang berat dan penuh rasa tak percaya

Begitu cepat ia pergi tanpa tanda maupun firasat
Rasanya terbuai dalam mimpi buruk yang panjang dan kelam
Berharap ini hanya mimpi dan kita terbangun esok hari dengan kabar baik bahwa ia telah kembali

Kenapa Tuhan memanggilnya di usia yang begitu muda
Ketika semangatnya berkobar laksana api yang menjalar
Untuk menimba ilmu di kampus rakyat
Pergi jauh dari orang tua, merantau untuk masa depan
Tetapi hanya 4 semester lamanya
Semua sudah selesai, tak tuntas sampai wisuda
Semua sudah selesai, tanpa toga di kepala
Semua sudah selesai, diputus oleh kematian yang datang tak terduga

Liburan di musim kemarau ini bertambah kering dengan kabar kematianmu yang begitu menyedihkan
Semua menjadi sepi, tak ada lagi debat filsafat yang seru itu denganmu
Tak ada lagi teman bertukar buku yang baru
Kita kehilangan satu suara tawa di selasar
Kita kehilangan seorang feminis yang tak berhenti berpikir kritis dan melontarkan kritik yang sadis dengan cara yang manis

Tentu setelah ini kau tak lagi merasakan panas depok, polusi jakarta atau hiruk pikuk politik yang bising
Tapi kepak sayap malaikat akan mengantarkanmu menuju istana surga
Perjuanganmu sudah selesai
Beristirahatlah Alvina...
Kami akan merindukanmu, rindu yang seperti api yang melahap daun - daun kering
Terus menjalar dengan liar sampai perasaan manusia tersiksa tanpa alasan

Selamat jalan Alvina Dianita (14 Agustus 1992 - 5 Juli 2012)


1 komentar:

  1. Kehilangan seorang Sahabat merupakan salah satu yang paling menyakitkan di Dunia ini

    BalasHapus