Minggu, 25 Desember 2011

Menanti Sang Juru Selamat

Bilamana matahari masih di peraduan
Langit gelap gulita
Manusia tertidur lelap 
Bersyukurlah mereka yang terjaga
Karena akan datang seorang pria
Dari menara putih sebelah timur damaskus
Maka dunia bersuka cita
Karena nestapa akan segera sirna
Juru selamat telah tiba
Langit cerah bersama senyum yang merekah
Digenapi sudah ramalan akan masa depan
Janji Tuhan telah turun, menyapa jiwa – jiwa yang sepi makna

Bunyi lonceng gereja
Suara adzan masjid
Terompet yahudi
Saling bersahutan
Putra sang perawan itu telah kembali
Saat masa pergolakan sudah pada puncaknya
Ketika debu dan duka sudah bertakhta
Era kekuasaan sang mesias palsu di atas bukit sion 
Burung - burung mewarta kabar
Melintas benua yang lebur dalam kobaran perang 
Samudera yang keruh darah dan mayat yang tergenang 
Pegunungan yang gundul terbakar 
Gurun pasir yang gersang
Hingga lembah yang sepi
Es musim dingin telah meleleh, kehangatan musim semi telah tiba
Dia datang.. Dia datang...
Berjalan bersama ribuan manusia 
Menuju kota suci tiga iman
Sesampai tembok ratapan
Meruntuhkan kesombongan & manipulasi yang berdiri mengangkang selama ribuan tahun
Menunjukkan kebenaran yang telah ditutupi dengan dusta dan genangan darah
 
Akankah umat manusia bersatu
Bergandengan tangan di dalam kasih, saling memahami di dalam perbedaan
Saling melempar senyum  bukan melempar peluru
Tidak ada lagi darah tertumpah karena perselisihan
Lalu akan datang sebuah tatanan dunia baru yang akan kita sambut bersama
Kita masih terus menunggu
Di dalam gelap, kepalsuan dan kepedihan
Berharap cahaya lilin itu datang
Membimbing pada altar pencerahan
Cahaya keabadian
Agar umat manusia yakin bahwa Tuhan tidak pergi meninggalkan dunia ini di dalam penderitaan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar