Bercanda ria, tertawa terbahak – bahak, sampai perut keram, badan guling-gulingan
Menatap dosen di kelas, kepala kosong, imajinasi berlari – lari sampai mall
Pesta terus sampai mampus dari matahari terbit, terbenam sampai terbit lagi
Empat sampai enam tahun berlalu sudah
Wisuda sehari saja, membawa kegembiraan
Kemudian gelas bersulang
Ketawa-ketiwi, cipika-cipiki
Kabar – kabari sana sini kepada sanak famili
Esoknya, mereka sudah menjadi deretan angka statistik pengangguran
Tanpa nama, tanpa alamat
Lalu mengemis pada si tuan poltak yang memegang modal
Untuk mengais rezeki sampai tersungut sungut
Dahi mengkerut, kulit keriput
Dan menatap cermin setiap paginya
Memandang sosok asing yang tak dikenal : kami sudah tidak muda lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar