Minggu, 15 Mei 2011

Brainwash

Cuci Otak di Dalam Dunia Intelijen
Oleh : Taufik Daulay
 
Cuci otak atau brainwash sudah menjadi hal yang sangat jamak dilakukan di dalam dunia intelijen ala James Bond. Operasi rahasia yang dilancarkan oleh badan intelijen ternama seperti CIA (Central Intelligence of America) adalah salah satu lembaga yang piawai dalam memanipulasi dan mengontrol pikiran manusia.

Proyek MK-Ultra adalah salah satu program yang bertujuan untuk mencari taktik yang paling jitu dalam melakukan mind-controlling dan brainwash untuk meraih informasi yang berguna bagi Amerika. Sebanyak 7.800 warga Amerika telah dijadikan human experiment  Oleh CIA.

Robert Duncan, seorang warga negara Amerika Serikat memberikan kesaksiannya sebagai korban proyek MK-Ultra CIA. Kisahnya berawal dari berdirinya satu lembaga semacam aktivasi otak tengah di dekat rumahnya di Kentucky pada tahun 1960-an. Banyak anak kecil yang mengikuti training yang diadakan oleh lembaga tersebut. Pelatihan dipenuhi dengan aktivitas menggambar bebas di secarik kertas. Tanpa disadari, ternyata sang pelatih yang ada di dalam lembaga tersebut merupakan spesialis brain programming. Sang pelatih menggunakan otaknya sebagai transmiter atau pemancar yang memancarkan gambaran beberapa struktur bangunan sederhana, seperti lingkaran, segitiga, dan persegi empat, dan menyebarkan gambaran itu ke seluruh ruangan agar bisa ditangkap oleh anak-anak tersebut. Beberapa anak yang dapat menangkapnya, digiring untuk mengikuti pelatihan khusus yang belakangan diketahui sebagai talent project, bagian dari proyek MK-Ultra. Mereka kemudian dilatih secara khusus sehingga memiliki kepribadian ganda / multiple personality. Setiap peserta kemudian diberikan satu anchor atau kata kunci, berupa kata, gambar, atau bunyi tertentu, di mana setiap anchor akan mengaktifkan kepribadian atau peran tertentu yang harus dilakukan sang anak. Hal ini persis seperti apa yang dilakukan para ahli hypnosis pinggir jalan di Jakarta yang mencari titik fokus kita dan memasuki pikiran bawah sadar kita melalui titik fokus tersebut.
Kisah Robert Duncan mengingatkan kita pada nasib yang menimpa James Forrestal –pencipta dan komandan berbagai operasi CIA. Setelah mundur dari jabatannya sebagai mentri pertahanan, 28 Maret 1949, ia sering menyendiri di perpustakaan kongres. Kepada Dr William C. Menninger, ahli jiwa yang menanganinya, ia sering mengeluh sulit tidur. Pada malam ke 50 di ruang unit kejiwaan, ia menulis puisi Yunani, “Paduan Suara Dari Ajax”. Pada sebuah baris ia menulis kata nightingale, sontak ia menjatuhkan diri dari lantai 16. Usut punya usut, ternyata kata tersebut merupakan sandi rahasia perlawanan pasukan Ukraina yang diberi wewenang oleh James untuk melawan pasukan Stalin. 

Bicara soal pengendalian otak, tidak jauh dari masalah alam bawah sadar. Ada sebuah fenomena menarik yang seringkali menimpa banyak orang dikala menjelang tidur. Beberapa orang seringkali mengalami sleep paralysis, kondisi antara alam bawah sadar dan alam sadar ketika menjelang tidur nyenyak. Hal – hal mengejutkan banyak terjadi ketika itu. Setiap orang yang mengalaminya memiliki sensasi tersendiri yang mengerikan. Seperti melihat penampakan hantu, sensasi digoyang – goyang, dll. Namun yang pasti terjadi adalah sensasi ditiban yang membuat badan kita tidak bisa bergerak dan mulut tidak bisa berbicara. Yang tidak kalah menarik, beberapa ahli medis meyakini adanya lucid dream. Yaitu mimpi yang dapat kita kendalikan seperti di film Inception. Tahap tersebut dapat kita capai jika kita dapat melewati tahap sleep paralysis tanpa terbangun dari tidur, seperti yang dialami kebanyakan orang, terbangun karena panik bukan main.
Bahkan yang tidak kalah gilanya adalah kenyataan bahwa otak manusia mengeluarkan gelombang yang dapat disadap. Fakta bahwa otak manusia mengeluarkan sinyal yang dapat menyampaikan pesan sudah lama ditemukan oleh sekelompok ahli neuron Amerika Serikat. Pada mulanya, sinyal ditangkap oleh alat deteksi melalui kabel – kabel yang dilekatkan ke kepala manusia. Seiring berjalannya eksperimen, alat tersebut dikembangkan menjadi nirkabel. Hingga pada akhirnya mereka dapat menangkap sinyal tersebut dari jarak jauh. Alat tersebut telah menjadi salah satu teknologi tercangih di dalam dunia penyadapan, yang disokong jaringan komputer dan satelit mata – mata yang disebut Echelon.
Saat ini kita banyak menemukan hubungan antara pengendalian pikiran dengan film (film kartun hingga film dewasa), musik (antara lain lewat menyisipkan pesan tersembunyi di dalam lagu atau pidato lewat teknik backmasking), televisi, buku dan majalah, iklan produk dalam rentang yang luas, dan sebagainya. Teknik ini dipakai sejak lama dan terus dikembangkan hingga sekarang, dalam lapangan sipil maupum militer. Seperti banyak orang percaya umat manusia akan terbangun dari mimpi buruknya di pagi hari tahun 2012, menyaksikan dunia akan kiamat. Tetapi itu hanyalah khayalan tingkat tinggi oleh mereka yang diuntungkan, suatu bentuk strategi Hollywood untuk melariskan film buatannya. Alat untuk menghipnotis dan mengontrol pikiran manusia agar menjadi pesismis akan kehidupan masa depan.
Bergelut di dunia intelijen memang diliputi misteri dan penderitaan yang tak pernah terbayangkan. Bahkan sampai ada sebuah motto ngawur  untuk menyindir Badan Intelijen Negara (Indonesia) : berhasil tidak dipuji, gagal dicaci maki, hilang tidak dicari, mati tidak diakui.

Dunia intelijen penuh intrik dan telikung. Tiada terang yang terlalu, hanya kegelapan yang menyelimuti. Lidah memang tak bertulang, biar janji manis tinggal kenangan. Kita memang tidak pernah mengenal siapa khianat, siapa setia. Hanya sandiwara buta yang kita lakoni sampai ajal menjelang.

Pembaca yang budiman, akhir kata penulis hendak mengutip sebuah kalimat dari petinggi CIA, George J. Tenet : “Akan ada saatnya kita harus berlomba mengejar hal – hal yang tidak kita perhitungkan sebelumnya, bukan karena seseorang tidur saat giliran jaga, melainkan apa yang sedang terjadi terlalu rumit untuk diantisipasi”.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar