Air berjatuhan tanpa bergiliran rapih
Tetapi saling memburu untuk menapak darat
Menampar tanah dan mencipta bunyi – bunyi keras bergemuruh
Awan hitam bergelantung malas di atas tersenyum sinis
Guntur bersahutan, berteriakan
Memecahkan telinga, mencakar angkasa
Udara bergerak kencang
Melahirkan angin – angin yang memanah
Menumbangkan pohon dan dahan dengan membabi buta tiada lelah
Membuat air semakin keras menampar dan mencambuk
Kegelapan menyusul kedinginan
Mematikan harapan yang tenggelam bersama cahaya di ujung ufuk
Listrik padam tiada upaya
Sebagai simbol runtuhnya akal manusia
Kalahnya teknologi
Lilin – lilin memberi pencerahan
Api hidup menyala merah
Berdiri tegak mencipta bayang
Air mengumpul, menggenang sampai membanjir dan menenggelamkan
semua yang ada
Tersisa hanya jiwa dan tubuh yang rapuh menahan dingin
Bilamana bumi dan langit saling mencabik
Manusi hanya meratap
Memanggil Tuhannya dan memaki nasib
Kita memang tidak pernah tahu pasti alam bicara apa
-Taufik Daulay-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar