Sudah 3 tahun warga sipil tidak melihat sinar matahari. Hidup di dalam bungker bawah tanah adalah satu – satunya pilihan bagi mereka yang masih mau hidup. Di dalam bungker mereka melihat perkembangan dunia melalui tv buram yang menyiarkan warta berita dari satu stasiun tv yang masih beruntung bisa bertahan. Seorang wartawan mengabarkan langsung di medan perang dengan latar belakang suara ledakan “Inikah akhir dari bumi? Perang masih terus berkecamuk dan semakin mengganas. Washington, Paris, Moskow, London, Tokyo, di belahan bumi manapun yang kita lihat adalah ladang pembantaian……”
Di dalam bungker listrik dan air sangat terbatas. Tidak ada hiburan, tidak ada Mc Donald, tidak ada Indomaret, tidak ada Starbucks, tidak ada mtv.
Tetapi mereka merasa sangat beruntung jika melihat dunia di atas sana. Bom fosfor putih yang dijatuhkan dari atas pesawat F-35, dapat membakar tubuh manusia tanpa bisa dipadamkan dengan air. Setiap suara raungan pesawat bagaikan lonceng kematian dan malaikat pencabu nyawa. Hampir musnah kehidupan mamalia, reptil, tumbuhan, manusia, bahkan bakteri yang ada di darat maupun lautan.
Setiap rudal yang ditembakkan dapat merenggut jutaan nyawa manusia dalam hitungan menit. Ribuan rudal sudah tidak lagi duduk manis di landasannya. Tetapi berkeliaran dimana – mana dalam rangka memeriahkan pertempuran terbesar sepanjang sejarah umat manusia. ’The last battle of mankind’. Setiap kali tombol peluncuran peluru kendali behulu ledak nulir dipencet, bukan lagi menjadi suatu keputusan berat yang harus mendapatkan izin dari yang mulia presiden. Siang dan malam sama saja, karena asap dan debu sudah menutupi langit dan menghlangi sinar matahari. Angkasa sudah seramai jalan raya. Bahkan yang paling mencengangkan adalah bom antimateri. Semua orang tahu 1 gram energi antimateri dapat menghidupkan listrik kota New York dalam 1 bulan. Bayangkan betapa dahsyatnya daya hancur bom antimateri yang pernah ada di dalam novel fiksi Angels and Demonds dan film startrek menjadi kenyataan. Energi bom atom di Hiroshima masih seperti petasan, jika dibandingkan bom antimateri.
Bukan saja senjata nuklir yang bermain, tetapi juga senjata kimia dan bologi digunakan tnpa mempertimbangkan nilai – nilai kemanusiaan. Kalau sebelumnya ada virus HIV aids, ebola, kolera, flu burung, sekarang ada virus ghorqod, yang dijadikan senjata biologi. Siapa saja yang terjangkit virus tersebut dapat menyebabkan mata buta, kuping tuli, mulut bisu, rambu rontok, tulang tidak bisa memanjang, kulit tidak bisa melar. Banyak sungai dan danau yang ditemukan sudah terkontaminasi oleh senjata kimia berupa cairan yang dapat membuat kulit yang menyentuhhnya terbakar sampai tulang berulang.
Sudah tidak ada lagi lembaga negara yang memiliki otoritas untuk mengatur masyarakat, semuanya dikendalikan oleh militer dan kelompok ilmuwan. Bumi diperintah oleh junta militer. Dunia seakan mengalami dejavu. Ariel Sharon, Hitler, Benito Musolini, Joseph Stalin, Vladimir Lenin, Napoleon Bonaparte, Namrud, Herodes, Guy De Lusignan, seperti lahir kembali di setiap jiwa para pemimpin dunia masa kini.
Kehidupan di atas tanah tidak ada sepinya, sirene ambulans, teriakan tangisan dan ledakan menjadi lagu pengiring setiap detik. Darah dan air mata menjadi opera pertunjukkan yang menghibur para jenderal. Sangat berbeda dengan kehidupan di bawah tanah. Setiap orang merasa telah dikhianati Tuhan. Karena Tuhan tidak lagi memberi rasa aman dan damai di muka bumi. Mereka berfikir bahwa Tuhan sudah bosan dan meninggalkan manusia. Mereka tidak lagi beragama, keyakinan iman mereka adalah kemanusiaan universal. Umat kristiani merasa antikristus sudah menguasai dunia, umat hindu merasa syiwa sudah membunuh brahmana, umat islam merasa Tuhan sudah dikudeta oleh iblis. Mereka meyakini bahwa inilah hari demi hari yang dinubuatkan di dalam alkitab dan perkataan para nabi. Kemodernan senjata perang maupun kacanggihan teknologi sudah menyatu dengan keyakinan kuno agama, dengan gamis, dengan kidung jemaat, dengan baghavad gita.
5 tahun berlalu, perang sudah usai. Akhir dari drama kemanusiaan ini adalah kekalahan di kedua belah pihak. Setiap peperangan hanya menyisakan debu dan kemiskinan. Tiap kali perang disiapkan dan tiap kali meletus, sesuatu yang berharga diambil dari ”mereka yang lapar dan tak dapat makan, mereka yang kedinginan dan tak dapat baju”.
”Manusia – manusia bungker” merasa sudah saatnya keluar dan membangun kembali peradaban. Sudah saatnya menciptakan masyarakat internasional tanpa agama dan negara. Karena mereka sudah paham bahwa kedua faktor tersebut adalah pemicu setiap pertempuran. Seperti Israel dan Palestina contohnya. Agama sudah usang, negara telah mati. Dunia penuh kebebasan dan perdamaian. Seluruh manusia yang masih tersisa bersatu mendirikan pemerintahan satu dunia dengan satu orang pemimpin. Karena semua sudah disatukan dengan rasa kemanusiaan univeral.
Sang pemimpin dunia berpidato di hadapan jutaan manusia yang disiarkan secara langsung ke seluruh dunia “Atas nama kemanusiaan universal. Sudah saatnya bumi bersatu. Beberapa orang mengatakan kita bermimpi. Bahwa kita akan turut musnah bersama planet bumi. Jika begitu, kiamatlah kita. Permainan usai. Umat manusia adalah eksperimen di planet yang indah ini. Planet ketiga dari matahari. Tapi cuma sampai begitu. Eksperimen hidup yang pendek. Aku ingin memimpikan satu hari mungkin kita akan mengguncang takdir itu, kala bumi telah mati kita tidak perlu ikut mati bersama bumi. Aku percaya akan melihat satu hari di masa depan saat kita mulai memproses cetak-biru langkah pertama ke bintang.”
Semenjak saat itu dunia berubah total. Di tahun 2070 manusia sudah tidak lagi mengenal konsep negara dan agama. Tidak ditemukan katedral, sinagog, kuil, masjid atau wihara dimanapun. Manusia bisa mendownload otaknya ke mesin. Mereka bisa membuat replika neuron pada neuron. Struktur super dari otak diubah menjadi transistor. Rekayasa genetika menciptakan humanoid menguasai dunia baru. Tubuh mereka menyesuaikan dengan dunia tempat tinggalnya. Di planet dengan gravitasi rendah, rangka tubuhnya tinggi. Kulit mereka kering dan bersisik untuk melindungi dari sengatan mematikan sinar radiasi kosmis. Mata mereka dilindungi kelopak mata tambahan. Mereka tak menghirup oksigen, tapi minum cairan beroksigen lalu memprosesnya di hati. Disebutkan dalam 10 ribu tahun, galaksi penuh berbagai jenis manusia. Mereka akan menguasai dunia baru. Dan menciptakan masyarakat baru. Juga teknologi baru. Mobilitas manusia semakin cepat, karena ditemukannya alat teleportasi hasil penerapan teori fisika kuantum yang dulunya masih menjadi mimpi manusia dan mujizat Sulaiman. Bahan bakar fosil sudah tergantikan oleh antimateri dan nitrogen. Rasa ingin tahu dan kehausan berfikir ilmuwan telah terjawab. Karena Great Unification Theory telah ditemukan. Sebuah teori puncak di dalam dunia fisika. Sebuah teori yang membuat Einstein bingung dan gagal menemukannya sampai akhir hayatnya. Nano teknologi sudah dapat dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga segala kebutuhan manusia menjadi praktis. Uang kertas sudah tidak lagi berlaku, karena setiap transaksi belanja dapat dilakukan dengan menggunakan 1 kartu kredit yang berlaku dimanapun.
Manusia sudah menemukan makna hidupnya : ”Mengapa Tuhan menciptakan manusia ?”
-Taufik Daulay-
18 Januari 2009
itulah mengapa gw benci senjata pik
BalasHapus