Pelacur yang menjual kelaminnya untuk nafkah
Dua kantung susu menggelambir di bawah muka
kusam yang kecewa akan kehidupan
Tubuhnya terkapar lemas
Di atas ranjang yang menjadi saksi bisu
Harum menyengat dari balk selimut sutra
Membuat mabuk kepayang
Rambutnya terurai
Bibirnya ranum
Menantang untuk bergumul
Tubuhnya sintal, binal, padat dan proporsional
Bagaikan gitar spanyol
Menciptakan gejolak hasrat
Bagaikan gelombang yang mengamuk di Samudera Atlantik
Jangan anggap mereka seperti kafir zindik
Yang harus dipalang kayu salib dan dihakimi masyarakat
Karena tidak ada wanita di dunia ini yang mau menjadi pelacur
Negaralah yang salah, tidak pernah memelihara mereka
Untuk menjadi manusia terdidik
Natasha butuh nasihat bukan makian
Natasha butuh belaian bukan cambukan
Natasha butuh kasih sayang bukan kebencian
Bagi Natasha mati dalam perjuangan lebih mulia
Daripada hidup dalam penindasan
Setiap hari Natasha berharap
Tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menolongnya
Haruskah Natasha menunggu juru selamat
Yang dapat merubah darah menjadi anggur
Biarlah Natasha menjadi dongeng berharga
Bagi perawan - perawan di masa depan
Tidak ada wanita yang lahir terhina
Kecuali pria yang membuatnya hina
Karena wanita adalah sebuah mahakarya
Karya seni terindah yang diciptakan Tuhan
-Taufik Daulay-
31 Agustus 2009
Membaca puisi lo, mengingatkan pada cewek yang gw sukain dulu. ^_^ terus buat pusisi yang butuh pemikiran seperti ini.
BalasHapus